12 Mei 2009

AMALAN



Di sebuah desa terpencil, di tepi hutan di lembah yang hijau hiduplah sekelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian bertani dan berdagang. Ketika itu hari pasar sedang berlangsung di desa tersebut dan ramai dikunjungi baik dari penduduk setempat maupun dari desa lainnya.
Diantara keramaian pasar ada 3 pemuda yang sedang menjajakan dagangannya yaitu kayu bakar yang mereka bawa dari hutan. Mereka adalah Umar, Abu dan Abbas.

Kegiatan se-hari2 mereka adalah mencari kayu bakar di hutan lalu dijualnya ke pasar. Pekerjaan ini mereka lakukan tanpa pernah melirik pada pekerjaan lain, barangkali kodrat Illahi sudah menentukan demikian. Ke 3 pemuda sebaya itu, sangat akrab satu sama lainnya, walaupun begitu, ketiganya mempunyai perangai yang berbeda.

Umar berperangai sabar, tekun dalam beribadah dan suka bekerja keras. Setelah sholat Subuh di saat matahari belum terbit, ia sudah pergi menjemput kedua temannya yang masih terlelap untuk mengajak pergi mencari kayu bakar.
Abu, kadang mengerjakan sholat subuh, kadang tidak.
Abbas, adalah tipe pemalas yang susah bangun pagi. Kadang ia ditinggal saja oleh kedua temannya, karena ia selalu beralasan, "Aku masih ngantuk nih. Duluan saja, nanti aku akan menyusul."

Umar memperlihatkan rasa kasih sayang kepada semua orang. Ia sangat menyayangi saudara dan kedua orangtuanya. Ia juga menyayangi orang2 di sekelilingnya. Ia akan segera membantu mereka yang perlu bantuannya.
Temannya, Abu, sikapnya biasa2 saja. Ia tidak terlalu antusias dengan lingkungannya. Jika ia diajak Umar untuk membantu masyarakat yang meminta bantuan, barulah ia pergi membantu.
Tapi Abbas, adalah pemuda yang cuek. Ia merasa tidak harus banyak membantu orang lain, karena menurutnya ia adalah orang miskin yang perlu bantuan orang lain juga. Terhadap keluarganya pun ia tidak punya perhatian. Ia lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.

Begitulah, ke3 sahabat itu memang berbeda, walaupun begitu tetap saja mereka selalu bersama.
Sampai suatu ketika mereka sepakat untuk pergi ke hutan di sebelah barat, dengan harapan bisa mendapatkan kayu2 bakar yang lebih baik kualitasnya dan lebih banyak dari yang biasa mereka dapatkan.
Seperti biasa setelah sholat subuh, hari masih gelap, Umar menjemput kedua temannya.
Kemudian ketiganya berangkat menuju hutan sebelah barat. Perjalanan kali ini cukup jauh, harus melalui sungai, lembah dan bukit2 terjal di pegunungan. Menjelang siang hari sampailah mereka di suatu tempat yang banyak kayu bakarnya. Kemudian mereka mulai mengumpulkan kayu bakar dan mengikatnya.
Ketika mereka asyik mengumpulkan kayu2 bakar, tiba2 hujan turun sangat deras disertai dengan petir yang bersahutan. Ketiganya sangat bingung dan ketakutan, mereka lalu berlari mencari tempat berteduh.
Umar melihat sebuah gua, kemudian ia berteriak kepada kedua temannya untuk berteduh di sana. Mereka pun masuk ke dalam gua yang gelap gulita itu. Di dalam gua, mereka tidak melihat apa2 di sekelilingnya. Se-akan2 mata mereka buta. Ketiganya pun berjalan perlahan. Tiba2 mereka menginjak benda2 halus licin seperti kerikil. Bersamaan dengan itu mereka dikejutkan dengan sebuah yang menggema ke seluruh ruangan gua.
"Siapa yang mengambil akan menyesal."
Ketiganya mendengar suara itu ber-ulang2 hingga lama2 menghilang.
Kemudian Umar, Abu dan Abbas memutar otaknya untuk mencari keuntungan dari suara gaib tersebut.
"Apakah yang akan diambil? Ada apa di dalam gua ini?" begitu pikir mereka.
Tetapi yang mereka rasakan hanyalah kerikil2 kecil yang mereka injak.
Umar berkata dalam hatinya,"Kalau saya ambil, saya akan menyesal, kalau tidak saya ambil, saya juga akan menyesal. Ah, lebih baik ambil saja yang banyak. Ia pun langsung memenuhi semua kantong baju dan celananya dengan kerikil2 itu.
Abu pun berpikir sama, tapi ia hanya mengambil kerikil2 itu segenggam.
Sebaliknya, Abbas malah tidak mau mengambil barang sedikitpun. "Kalau sama2 menyesalnya lebih baik tidak aku ambil" pikirnya.

Ketiganya pun membisu. Mereka masih ketakutan. Kemudian Umar mengajak kedua temannya untuk keluar dari gua. Mereka pun berlari keluar. Tanpa terasa mereka berlari terus, menjauh dari gua. Dengan napas ter-engah2 akhirnya mereka berhenti. Tidak terasa ternyata hujan juga sudah reda. Ketiganya lalu ingin membuktikan apa sebetulnya yang telah mereka ambil dari gua. Betapa terperanjatnya mereka ketika mengetahui bahwa kerikil2 itu ternyata adalah berlian!



Umar yang sudah mengantongi banyak berlian masih menyesal, "Waduh! Kalau saja aku tahu ini berlian, aku akan mengambilnya lebih banyak lagi. Kalau perlu akan kubuka bajuku untuk mengantongi berlian2 itu se-banyak2nya."
Abu juga sangat menyesal karena hanya mengambil segenggam. Sedangkan Abbas, tubuhnya langsung lemas ketika mengetahui kedua temannya mendapat berlian. Ia sendiri tidak mendapat apa2. "Ohh, kenapa tadi aku tidak mengambil barang sedikit saja, ia pun jatuh pingsan dengan sejuta penyesalannya.
Setelah Abbas siuman, ketiganya bersepakat untuk mendatangi gua itu kembali. Dengan semangat Abbas langsung mengosongkan isi tasnya, diikuti oleh Umar dan Abu. Ketiganya berharap begitu sampai di gua itu mereka akan mengambil berlian se-banyak2nya.
Tapi, setelah mereka sampai di sana ternyata mulut gua sudah tertutup dengan sebuah batu besar. Mereka berusaha untuk membukanya tapi sia2. Mereka pun pulang dengan keadaan menyesal karena tidak dapat memperoleh berlian yang lebih banyak lagi.

Begitulah gambaran pengalaman manusia di dunia. Dan buah pengalaman itu kelak akan diperoleh di akhirat. Berlian itu menggambarkan amalan2 baik. Di hari pembalasan semua manusia akan menyesal demi melihat pahala yang diberikan Allah begitu banyak.
Yang beramal banyak akan menyesal, kenapa ia tidak beramal lebih banyak lagi.
Yang beramal sedikit menyesal, kenapa hanya beramal sedikit.
Apalagi yang tidak beramal, akan menjadi penyesalan yang tiada habisnya.

Gua menggambarkan dunia, dimana belum bisa dibedakan antara orang yang beramal banyak, sedikit maupun yang tidak beramal sama sekali, sebab balasannya tidak kelihatan.
Sedangkan gua yang tertutup menggambarkan kematian. Jika kematian itu sudah tiba, penyesalan datang. Namun penyesalan tinggal penyesalan, yang sudah mati tidak akan kembali lagi ke dunia.

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada dari seseorang yang telah mati kecuali dia akan menyesal." Sahabat nabi bertanya: "Mengapa dia menyesal, wahai Rasulullah?" Nabi menjawab: "Jika dia orang yang beramal baik, dia akan menyesal mengapa tidak menambah amal kebaikannya (ketika di dunia), dan jika dia orang yang beramal jelek, dia menyesal mengapa tidak mencabut (bertobat) atas amal jeleknya (ketika di dunia)."
Sumber: HR Tirmidzi dan Baihaqi.
Disampaikan: ust.H. Dave Ariant Yusuf.

08 Mei 2009

Sama - sama mau bunuh diri


Moga2 bisa membuat anda tersenyum...mmmhhhh

06 Mei 2009

KHOIRUL BARIYYAH


Assalamu'alaikum wr.wb,

Tahun 2008 sudah berlalu. Dan sekarang sudah menginjak bulan ke5 di tahun 2009.
Bagi sebagian, 2008 merupakan tahun gemilang karena kenikmatan yang dikaruniakanNya.
Ada yang bisa menyelesaikan pendidikannya. Ada yang bisa melaksanakan pernikahannya. Ada yang bisa menunaikan ibadah haji, dan sebagainya.

Tetapi bagi sebagian lain, 2008 merupakan tahun hitam-legam yang meninggalkan trauma, night mare, mimpi buruk berkepanjangan.
Mungkin ada yang tadinya kaya dan sekarang menjadi du'afa dan mempunyai hutang yang banyak sampai dia berkata: "Mataa nasrullooh" - dimanakah pertolongan Allah?

Sebuah kisah yang sering dijadikan contoh, sesakit-sakitnya dan sepailit-pailitnya kita, tidak akan ada yang pernah bisa membandingi sakit dan pailitnya Nabi Ayyub.
Dalam keadaan sakit parah rah serta harta habis bis, beliau tetap yakin bahwa itu adalah ujian dari Allah, dan oleh karenanya mengembalikan semuanya kepada Allah dengan cara terus menerus berdzikir dan berdoa kepadaNya, sampai Allah menghentikan cobaan dan mengembalikan Nabi Ayyub seperti sediakala: sehat dan kaya raya.

Jika nabi Ayyub adalah contoh kesusahan, maka nabi Sulaiman adalah contoh kesenangan. Istananya megah, istrinya mantan ratu dari kerajaan lain, tentaranya manusia dan jin yang sakti mandraguna, menguasai bahasa binatang. Toh, dalam keadaan demikian, nabi Sulaiman mengatakan bahwa itu adalah semata-mata keutamaan dari Allah. "untuk mencoba kepadaku apakah aku bersyukur atau kufur".

Itulah tabiat Khoirul Bariyyah, sebaik-baiknya makhluq.

Serumit apapun kejadian yang menimpa, selama kita menyikapinya bahwa itu adalah qodar, maka Allah akan memberikan jalan keluar.

~ "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah"
~ "(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri".
(QS.Al Hadiid ayat 22 - 23)

~ Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal"
(QS. At Taubah ayat 51)

~ "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan meguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan"
(QS. Al Anbiyaa' ayat 35)

Pakemnya adalah: syukur ketika mendapat nikmat, sabar ketika mendapat cobaan, istirja ketika mendapat musibah dan taubat ketika melakukan pelanggaran.
Lalu minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan sholat, wasta'iinuu bis shobri was sholaat.
Insya Allah kita bisa menjadi Khoirul Bariyyah. Amiin

Wassalamu'alaikum wr.wb

Rina Sanitiyoso

05 Mei 2009

PENGALAMAN CABUT GIGI

Assalamu’alaikum wr.wb.
Hallo, poro sedulur? Piye kabare? Aku beraniin diri nulis di blognya The Rexos. Ceritanya mengawali dengan modal nekad. Soalnya aku bukan penulis yang canggih. Mudah2an bisa ngeramein blognya The Rexos.

Ngemeng2 (kata Tukul), aku khan kemarin cabut gigi geraham belakang atas. Waduh .. lumayan deh. Loro sih nggak cuma ya ndrodok. Sebab pake dibius dan dijait kan lumayan … Untung dokter giginya canggih walau dia dokter cewek, dalam setengah jam beres deh. Alhamdulillah.
Sebenarnya ini sih pengalaman cabut gigi geraham yang kedua. 2 bulan yang lalu gigi yang kiri atas. Ya.. harus dicabutnya bukan karena rusak tapi karena gigi geraham bawahnya nggak tumbuh sehingga gigi atas nggak ada teman bicara/curhat, dlsbgnya. Maka dia mencari teman kesana kemari. E…’alaaah. Gigi..gigi.. ada2.. aja.

Pengaruhnya atau kodenya aku jadi suka pusing dan pegel2 bahunya. Insya Allah setelah dicabut ini tidak ada lagi keluhan sakit pusing dan pegel2.

Begitu sedulur, pengalaman aku… yang harusnya aku makan enaaak. Ok ya, aku pengen baca cerita lain yang lebih menarik dari poro sedulur. Aku sudahi dulu, kalo ade kate yang salah maapin ane ye.. kalo ade umur panjang ane sambung lagi…

Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salam dari gigi yang indah

Rina Regawa

04 Mei 2009

TIPS SEDERHANA MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA (bagian 1)

Sering kita merasa, memiliki uang Rp 100.000 di saku, ataupun Rp 1.000.000 di dompet, sama-sama habis terbelanjakan tanpa terasa. Kita bahkan tidak bisa dengan segera mengingat apa yang sudah kita beli dengan uang tersebut. Jadi sebenarnya, seberapa banyakpun uang yang kita miliki, bila tidak kita kelola dengan baik, maka uang akan cepat habis. Dan, hal pertama yang harus kita lakukan dalam pengelolaan keuangan adalah perencanaan keuangan.

PERENCANAAN KEUANGAN
Perencanaan keuangan adalah hal penting yang seringkali ditunda pelaksanaannya. Rencana keuangan yang telah disusun dengan susah payah pun, seringkali tidak dilaksanakan. Mengapa? Sangat berkaitan dengan masalah disiplin. Termasuk disiplin untuk tidak mengeluarkan uang yang tidak ada dalam rencana keuangan kita.

Rencana keuangan yang baik akan membantu kita tetap bahagia dan cukup istirahat saat tua nanti. Kita akan dapat menyisihkan sebagian uang kita untuk masa depan keluarga, untuk berwisata ke manca negara, atau membiayai pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah kebiasaan kita dalam membelanjakan uang kita. Jangan sampai terjadi : Besar Pasak Daripada Tiang.

Kenaikan harga bahan pokok, BBM dan kebutuhan lainnya terus merangkak naik, sementara penghasilan kita belum mungkin meningkat secepat itu. Sehingga seringkali kita dihadapkan pada situasi tidak cukupnya penghasilan kita untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk menyiasatinya?

Sebagian dari kita akan berkata mencari penghasilan tambahan adalah jalan keluarnya. Tapi harus kita akui, mendapatkan penghasilan tambahan tidaklah mudah. Bahkan kadangkala pengorbanan yang harus dilakukan tidak seimbang dengan hasil yang diperoleh. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk mencoba mencari penghasilan tambahan, ada baiknya kita melakukan pembenahan dari dalam terlebih dahulu. Sebab bila kita menambah penghasilan namun tidak ada perubahan pola menggunakannya, usaha kita akan sia-sia. Masalah keuangan sebenarya tidak bergantung pada berapa besar yang kita dapatkan, tetapi bagaimana kita menggunakannya.

Banyak kebiasaan yang dapat kita latih untuk dapat membuat rencana keuangan keluarga sebagai sebuah rutinitas. Tapi, memulai melakukan perencanaan adalah yang tersulit.
(bersambung)