12 Mei 2009

AMALAN



Di sebuah desa terpencil, di tepi hutan di lembah yang hijau hiduplah sekelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian bertani dan berdagang. Ketika itu hari pasar sedang berlangsung di desa tersebut dan ramai dikunjungi baik dari penduduk setempat maupun dari desa lainnya.
Diantara keramaian pasar ada 3 pemuda yang sedang menjajakan dagangannya yaitu kayu bakar yang mereka bawa dari hutan. Mereka adalah Umar, Abu dan Abbas.

Kegiatan se-hari2 mereka adalah mencari kayu bakar di hutan lalu dijualnya ke pasar. Pekerjaan ini mereka lakukan tanpa pernah melirik pada pekerjaan lain, barangkali kodrat Illahi sudah menentukan demikian. Ke 3 pemuda sebaya itu, sangat akrab satu sama lainnya, walaupun begitu, ketiganya mempunyai perangai yang berbeda.

Umar berperangai sabar, tekun dalam beribadah dan suka bekerja keras. Setelah sholat Subuh di saat matahari belum terbit, ia sudah pergi menjemput kedua temannya yang masih terlelap untuk mengajak pergi mencari kayu bakar.
Abu, kadang mengerjakan sholat subuh, kadang tidak.
Abbas, adalah tipe pemalas yang susah bangun pagi. Kadang ia ditinggal saja oleh kedua temannya, karena ia selalu beralasan, "Aku masih ngantuk nih. Duluan saja, nanti aku akan menyusul."

Umar memperlihatkan rasa kasih sayang kepada semua orang. Ia sangat menyayangi saudara dan kedua orangtuanya. Ia juga menyayangi orang2 di sekelilingnya. Ia akan segera membantu mereka yang perlu bantuannya.
Temannya, Abu, sikapnya biasa2 saja. Ia tidak terlalu antusias dengan lingkungannya. Jika ia diajak Umar untuk membantu masyarakat yang meminta bantuan, barulah ia pergi membantu.
Tapi Abbas, adalah pemuda yang cuek. Ia merasa tidak harus banyak membantu orang lain, karena menurutnya ia adalah orang miskin yang perlu bantuan orang lain juga. Terhadap keluarganya pun ia tidak punya perhatian. Ia lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.

Begitulah, ke3 sahabat itu memang berbeda, walaupun begitu tetap saja mereka selalu bersama.
Sampai suatu ketika mereka sepakat untuk pergi ke hutan di sebelah barat, dengan harapan bisa mendapatkan kayu2 bakar yang lebih baik kualitasnya dan lebih banyak dari yang biasa mereka dapatkan.
Seperti biasa setelah sholat subuh, hari masih gelap, Umar menjemput kedua temannya.
Kemudian ketiganya berangkat menuju hutan sebelah barat. Perjalanan kali ini cukup jauh, harus melalui sungai, lembah dan bukit2 terjal di pegunungan. Menjelang siang hari sampailah mereka di suatu tempat yang banyak kayu bakarnya. Kemudian mereka mulai mengumpulkan kayu bakar dan mengikatnya.
Ketika mereka asyik mengumpulkan kayu2 bakar, tiba2 hujan turun sangat deras disertai dengan petir yang bersahutan. Ketiganya sangat bingung dan ketakutan, mereka lalu berlari mencari tempat berteduh.
Umar melihat sebuah gua, kemudian ia berteriak kepada kedua temannya untuk berteduh di sana. Mereka pun masuk ke dalam gua yang gelap gulita itu. Di dalam gua, mereka tidak melihat apa2 di sekelilingnya. Se-akan2 mata mereka buta. Ketiganya pun berjalan perlahan. Tiba2 mereka menginjak benda2 halus licin seperti kerikil. Bersamaan dengan itu mereka dikejutkan dengan sebuah yang menggema ke seluruh ruangan gua.
"Siapa yang mengambil akan menyesal."
Ketiganya mendengar suara itu ber-ulang2 hingga lama2 menghilang.
Kemudian Umar, Abu dan Abbas memutar otaknya untuk mencari keuntungan dari suara gaib tersebut.
"Apakah yang akan diambil? Ada apa di dalam gua ini?" begitu pikir mereka.
Tetapi yang mereka rasakan hanyalah kerikil2 kecil yang mereka injak.
Umar berkata dalam hatinya,"Kalau saya ambil, saya akan menyesal, kalau tidak saya ambil, saya juga akan menyesal. Ah, lebih baik ambil saja yang banyak. Ia pun langsung memenuhi semua kantong baju dan celananya dengan kerikil2 itu.
Abu pun berpikir sama, tapi ia hanya mengambil kerikil2 itu segenggam.
Sebaliknya, Abbas malah tidak mau mengambil barang sedikitpun. "Kalau sama2 menyesalnya lebih baik tidak aku ambil" pikirnya.

Ketiganya pun membisu. Mereka masih ketakutan. Kemudian Umar mengajak kedua temannya untuk keluar dari gua. Mereka pun berlari keluar. Tanpa terasa mereka berlari terus, menjauh dari gua. Dengan napas ter-engah2 akhirnya mereka berhenti. Tidak terasa ternyata hujan juga sudah reda. Ketiganya lalu ingin membuktikan apa sebetulnya yang telah mereka ambil dari gua. Betapa terperanjatnya mereka ketika mengetahui bahwa kerikil2 itu ternyata adalah berlian!



Umar yang sudah mengantongi banyak berlian masih menyesal, "Waduh! Kalau saja aku tahu ini berlian, aku akan mengambilnya lebih banyak lagi. Kalau perlu akan kubuka bajuku untuk mengantongi berlian2 itu se-banyak2nya."
Abu juga sangat menyesal karena hanya mengambil segenggam. Sedangkan Abbas, tubuhnya langsung lemas ketika mengetahui kedua temannya mendapat berlian. Ia sendiri tidak mendapat apa2. "Ohh, kenapa tadi aku tidak mengambil barang sedikit saja, ia pun jatuh pingsan dengan sejuta penyesalannya.
Setelah Abbas siuman, ketiganya bersepakat untuk mendatangi gua itu kembali. Dengan semangat Abbas langsung mengosongkan isi tasnya, diikuti oleh Umar dan Abu. Ketiganya berharap begitu sampai di gua itu mereka akan mengambil berlian se-banyak2nya.
Tapi, setelah mereka sampai di sana ternyata mulut gua sudah tertutup dengan sebuah batu besar. Mereka berusaha untuk membukanya tapi sia2. Mereka pun pulang dengan keadaan menyesal karena tidak dapat memperoleh berlian yang lebih banyak lagi.

Begitulah gambaran pengalaman manusia di dunia. Dan buah pengalaman itu kelak akan diperoleh di akhirat. Berlian itu menggambarkan amalan2 baik. Di hari pembalasan semua manusia akan menyesal demi melihat pahala yang diberikan Allah begitu banyak.
Yang beramal banyak akan menyesal, kenapa ia tidak beramal lebih banyak lagi.
Yang beramal sedikit menyesal, kenapa hanya beramal sedikit.
Apalagi yang tidak beramal, akan menjadi penyesalan yang tiada habisnya.

Gua menggambarkan dunia, dimana belum bisa dibedakan antara orang yang beramal banyak, sedikit maupun yang tidak beramal sama sekali, sebab balasannya tidak kelihatan.
Sedangkan gua yang tertutup menggambarkan kematian. Jika kematian itu sudah tiba, penyesalan datang. Namun penyesalan tinggal penyesalan, yang sudah mati tidak akan kembali lagi ke dunia.

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada dari seseorang yang telah mati kecuali dia akan menyesal." Sahabat nabi bertanya: "Mengapa dia menyesal, wahai Rasulullah?" Nabi menjawab: "Jika dia orang yang beramal baik, dia akan menyesal mengapa tidak menambah amal kebaikannya (ketika di dunia), dan jika dia orang yang beramal jelek, dia menyesal mengapa tidak mencabut (bertobat) atas amal jeleknya (ketika di dunia)."
Sumber: HR Tirmidzi dan Baihaqi.
Disampaikan: ust.H. Dave Ariant Yusuf.

08 Mei 2009

Sama - sama mau bunuh diri


Moga2 bisa membuat anda tersenyum...mmmhhhh

06 Mei 2009

KHOIRUL BARIYYAH


Assalamu'alaikum wr.wb,

Tahun 2008 sudah berlalu. Dan sekarang sudah menginjak bulan ke5 di tahun 2009.
Bagi sebagian, 2008 merupakan tahun gemilang karena kenikmatan yang dikaruniakanNya.
Ada yang bisa menyelesaikan pendidikannya. Ada yang bisa melaksanakan pernikahannya. Ada yang bisa menunaikan ibadah haji, dan sebagainya.

Tetapi bagi sebagian lain, 2008 merupakan tahun hitam-legam yang meninggalkan trauma, night mare, mimpi buruk berkepanjangan.
Mungkin ada yang tadinya kaya dan sekarang menjadi du'afa dan mempunyai hutang yang banyak sampai dia berkata: "Mataa nasrullooh" - dimanakah pertolongan Allah?

Sebuah kisah yang sering dijadikan contoh, sesakit-sakitnya dan sepailit-pailitnya kita, tidak akan ada yang pernah bisa membandingi sakit dan pailitnya Nabi Ayyub.
Dalam keadaan sakit parah rah serta harta habis bis, beliau tetap yakin bahwa itu adalah ujian dari Allah, dan oleh karenanya mengembalikan semuanya kepada Allah dengan cara terus menerus berdzikir dan berdoa kepadaNya, sampai Allah menghentikan cobaan dan mengembalikan Nabi Ayyub seperti sediakala: sehat dan kaya raya.

Jika nabi Ayyub adalah contoh kesusahan, maka nabi Sulaiman adalah contoh kesenangan. Istananya megah, istrinya mantan ratu dari kerajaan lain, tentaranya manusia dan jin yang sakti mandraguna, menguasai bahasa binatang. Toh, dalam keadaan demikian, nabi Sulaiman mengatakan bahwa itu adalah semata-mata keutamaan dari Allah. "untuk mencoba kepadaku apakah aku bersyukur atau kufur".

Itulah tabiat Khoirul Bariyyah, sebaik-baiknya makhluq.

Serumit apapun kejadian yang menimpa, selama kita menyikapinya bahwa itu adalah qodar, maka Allah akan memberikan jalan keluar.

~ "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah"
~ "(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri".
(QS.Al Hadiid ayat 22 - 23)

~ Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal"
(QS. At Taubah ayat 51)

~ "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan meguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan"
(QS. Al Anbiyaa' ayat 35)

Pakemnya adalah: syukur ketika mendapat nikmat, sabar ketika mendapat cobaan, istirja ketika mendapat musibah dan taubat ketika melakukan pelanggaran.
Lalu minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan sholat, wasta'iinuu bis shobri was sholaat.
Insya Allah kita bisa menjadi Khoirul Bariyyah. Amiin

Wassalamu'alaikum wr.wb

Rina Sanitiyoso

05 Mei 2009

PENGALAMAN CABUT GIGI

Assalamu’alaikum wr.wb.
Hallo, poro sedulur? Piye kabare? Aku beraniin diri nulis di blognya The Rexos. Ceritanya mengawali dengan modal nekad. Soalnya aku bukan penulis yang canggih. Mudah2an bisa ngeramein blognya The Rexos.

Ngemeng2 (kata Tukul), aku khan kemarin cabut gigi geraham belakang atas. Waduh .. lumayan deh. Loro sih nggak cuma ya ndrodok. Sebab pake dibius dan dijait kan lumayan … Untung dokter giginya canggih walau dia dokter cewek, dalam setengah jam beres deh. Alhamdulillah.
Sebenarnya ini sih pengalaman cabut gigi geraham yang kedua. 2 bulan yang lalu gigi yang kiri atas. Ya.. harus dicabutnya bukan karena rusak tapi karena gigi geraham bawahnya nggak tumbuh sehingga gigi atas nggak ada teman bicara/curhat, dlsbgnya. Maka dia mencari teman kesana kemari. E…’alaaah. Gigi..gigi.. ada2.. aja.

Pengaruhnya atau kodenya aku jadi suka pusing dan pegel2 bahunya. Insya Allah setelah dicabut ini tidak ada lagi keluhan sakit pusing dan pegel2.

Begitu sedulur, pengalaman aku… yang harusnya aku makan enaaak. Ok ya, aku pengen baca cerita lain yang lebih menarik dari poro sedulur. Aku sudahi dulu, kalo ade kate yang salah maapin ane ye.. kalo ade umur panjang ane sambung lagi…

Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salam dari gigi yang indah

Rina Regawa

04 Mei 2009

TIPS SEDERHANA MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA (bagian 1)

Sering kita merasa, memiliki uang Rp 100.000 di saku, ataupun Rp 1.000.000 di dompet, sama-sama habis terbelanjakan tanpa terasa. Kita bahkan tidak bisa dengan segera mengingat apa yang sudah kita beli dengan uang tersebut. Jadi sebenarnya, seberapa banyakpun uang yang kita miliki, bila tidak kita kelola dengan baik, maka uang akan cepat habis. Dan, hal pertama yang harus kita lakukan dalam pengelolaan keuangan adalah perencanaan keuangan.

PERENCANAAN KEUANGAN
Perencanaan keuangan adalah hal penting yang seringkali ditunda pelaksanaannya. Rencana keuangan yang telah disusun dengan susah payah pun, seringkali tidak dilaksanakan. Mengapa? Sangat berkaitan dengan masalah disiplin. Termasuk disiplin untuk tidak mengeluarkan uang yang tidak ada dalam rencana keuangan kita.

Rencana keuangan yang baik akan membantu kita tetap bahagia dan cukup istirahat saat tua nanti. Kita akan dapat menyisihkan sebagian uang kita untuk masa depan keluarga, untuk berwisata ke manca negara, atau membiayai pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah kebiasaan kita dalam membelanjakan uang kita. Jangan sampai terjadi : Besar Pasak Daripada Tiang.

Kenaikan harga bahan pokok, BBM dan kebutuhan lainnya terus merangkak naik, sementara penghasilan kita belum mungkin meningkat secepat itu. Sehingga seringkali kita dihadapkan pada situasi tidak cukupnya penghasilan kita untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk menyiasatinya?

Sebagian dari kita akan berkata mencari penghasilan tambahan adalah jalan keluarnya. Tapi harus kita akui, mendapatkan penghasilan tambahan tidaklah mudah. Bahkan kadangkala pengorbanan yang harus dilakukan tidak seimbang dengan hasil yang diperoleh. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk mencoba mencari penghasilan tambahan, ada baiknya kita melakukan pembenahan dari dalam terlebih dahulu. Sebab bila kita menambah penghasilan namun tidak ada perubahan pola menggunakannya, usaha kita akan sia-sia. Masalah keuangan sebenarya tidak bergantung pada berapa besar yang kita dapatkan, tetapi bagaimana kita menggunakannya.

Banyak kebiasaan yang dapat kita latih untuk dapat membuat rencana keuangan keluarga sebagai sebuah rutinitas. Tapi, memulai melakukan perencanaan adalah yang tersulit.
(bersambung)

16 April 2009

Eyang Soekirjo dan Koespirah Reksoprodjo

Penyandang pertama nama Reksoprodjo adalah Mas Soekirdjo bin Mas Atmosoedjono, yang telah menikah dengan Raden Roro Koespirah binti Raden Ngabehi Slamet Soemodidjojo. Sesuai tradisi di Jawa Tengah beliau mengambil “nama tua”, sehingga selanjutnya sebagai kepala keluarga dikenal dengan nama Mas Soekirdjo Reksoprodjo

Soekirdjo dilahirkan pada tahun 1898 di Ciparay (wilayah Kabupaten Cilacap), dari ayah Mas Atmosoedjono yang berasal dari desa lebih kurang 10 km arah Selatan kota Kutoarjo (dahulu masih disebut dengan nama “Semawung”) dan ibu Watinah binti Jogodiwirio (atau Joyodiwirio). Jogodiwirio berkedudukan sebagai “Beban” di Sawangan (daerah Gombong). Mas Atmosoedjono adalah putra dari Mas Kartosentono (alias Sumokerto) yang makamnya di desa Kiangkong. Kakaknya adalah Mas Bongsotaruno yang berkedudukan sebagai “Lindung” wilayah Ketawang Rejo, lebih ke Selatan lagi dari Kiangkong.

Soekirdjo merupakan anak tunggal dari keluarga Atmosoedjono-Watinah, dan telah dapat bersekolah di “Europesche Lagere School” (Sekolah Dasar Belanda) di Cilacap; bahkan kemudian dapat melanjutkan ke “Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren” (MOSvIA)yaitu sekolah untuk pegawai pangreh praja pemerintahan Hindia Belanda. Penguasa Hindia Belanda biasanya merekrut murid pribumi masuk ke E.L.S. dan MOSvIA hanya dari keluarga bangsawan dan bupati.

Soekirdjo lulus dari MOSvIA kira-kira tahun 1919-1920 dan menjalankan karirnya dalam pemerintahan Hindia Belanda hingga pangkat “wedana”. Selanjutnya sebagai “patih kabupaten” dalam pemerintahan Jepang (1942 – 1945) dan Republik Indonesia (1945 – 1949). Beliau mengalami kedudukan “non-koperator” di masa pendudukan Belanda di Magelang (1949 – 1951). Setelah kembalinya kedaulatan RI beliau diangkat menjadi Bupati Demak dan kemudian Bupati Kudus, sebelum mendapat pensiun pada tahun 1957. Beliau wafat pada tahun 1958 dan dimakamkan di pemakaman Masjid Blunyah Gede Yogyakarta. Isteri beliau yang wafat pada tahun 1981 dimakamkan di pemakaman itu juga.

Keluarga Soekirdjo Reksoprodjo – Koespirah menurunkan lima putera dan tujuh puteri yaitu berturut-turut : Setiadi (lk), Indati (pr), Hoedijono (lk), Oemijati (pr), Artini Moernijati (pr), Panoeti Hadimoerti (pr), Koesmadi (lk), Edi Retnati (pr), Bambang Darmadi (lk), Asiari Hardjanti (pr), Widardjono (lk) dan Ambinari (pr).

GARAGE SALE DI BINTARO SUKSES

Garage Sale bulan lalu, tepatnya tanggal 21-22 Maret yang lalu cukup sukses !!! Ternyata yang datang luar biasa banyaknya. Adaaa… saja yang datang dan mencari barang-barang yang tidak kita sangka menarik bagi mereka :
  • Furniture tua
  • Barang pecah-belah (bahkan yang selan-selen), sendok, alat dapur
  • Baju-baju layak pakai, seprei, gordyn, kain, handuk, dll
  • Sepatu, tas, koper, mainan (bahkan yang sudah amburadul)
  • Barang-barang elektronik (yang tua, jadul, rusak pun laku!!)
  • Organ tua, lukisan, pajangan, jam bekas, kacamata bekas, semua yang bekas (asal jangan bekas istri !!)
Hasil penjualan totalnya Rp 13.500.000. Seperti yang direncanakan sebelumnya, 10% dari hasil penjualan akan disumbangkan ke YBWR. Rasa-rasanya YBWR bisa menyelenggarakan GARAGE SALE sebagai salah satu usaha untuk memperoleh dana pemasukan. Tentu anggota keluarga besar Reksoprodjo memiliki banyak barang yang tidak termanfaatkan dengan baik, teronggok saja selama bertahun-tahun.
Dengan kegiatan GARAGE SALE, barang-barang tersebut lebih dapat dimanfaatkan oleh orang lain… Kita juga bisa beramal dengan memberikan harga extra murah bagi mereka yang memerlukan (ibu-ibu penjual di pasar, orang yang kurang mampu, penjual nasi/warkop)
Isti dan Dewi (Yono) berencana akan mengadakan lagi hari Sabtu-Minggu tgl 25-26 April. Kami sudah punya potential buyers… Jadi bagi yang punya barang2 yang mau dijual, hubungi kami ya… dan...10% untuk YBWR !!

Pertemuan Lanjutan : Yayasan Bakti Warga Reksa (YBWR) Kebon Nanas - 28 Februari 2009


Menindaklanjuti pertemuan awal tahun mengenai kelanjutan kegiatan YBWR, keluarga besar Reksoprodjo mengadakan kumpul-kumpul di rumah kediaman Mbak Andi dan Bang Ade, di Kebon Nanas, pada tanggal 28 Februari 2009.

Yang hadir cukup menggembirakan…. Dari yang sepuh : Pakde Setiadi, Tante Oem dan Oom Naryo, Tante Moer, Tante Mie, Tante Tati, Tante Riet; Juga yang mulai sepuh… Mas Joko dan Mbak Santi, Mas Iwan dan Mbak Nari, Mas Yoso dan Mbak Rina, Mas Bambang dan Mbak Endang, Mbak Rika dan Mas Rahmat, Mas Ari dan Mbak Hera, Mas Didit dan Mbak Leta, Mbak Sari, Mabk Nike, Mbak Niken, Mbak Irma, Mbak Isti, Mas Eri, Mas Anu, juga Caca dan Ria.

Tentu saja, acara dimulai dengan santap siang…. Hmmm.. Nasi timbel, ikan goreng kering sambal ijo, ayam bakar, perkedel jagung, sayur asem…. Wah… belum lagi makanan-makanan pendamping lainnya…

Kemudian, masuk ke acara intinya, yaitu :
1. Sejarah dan asal-usul YBWR oleh Pakde Setiadi
2. Perkenalan Pengurus Pelaksana yang baru terbentuk
3. Usul, pendapat, sharing dari yang hadir, sebagai masukan untuk kemudian diramu dalam sebuah program kerja
Acara ditutup dengan kesepakatan memikirkan usulan program yang lebih kongkrit, untuk diajukan di pertemuan berikutnya.

Sebelum bubar, diputar rangkaian slides foto-foto jadul Kel Besar Reksoprodjo…. Iiihhh… masih imut-imut deh semua…!!
Dan… seperti biasa… pasukan inti sibuk dengan kantong plastic nya yang besaaarr untuk memulung sisa-sisa makanan ….
Sayang sama yang di rumah, ya.. Bu Endang ??

07 April 2009

SOSOK KEPALA SUKU : Terima kasih, Mas Anto…!

Kardiono Kustianto adalah nama lengkapnya. Beliau adalah KEPALA SUKU para sepupu dari Keluarga Besar Reksoprodjo generasi ke-2. Kami selalu memanggilnya dengan Mas Anto, bahkan terdengar lebih akrab lagi dengan “Mas Ento”.

Bagi saya pribadi, Almarhum Mas Anto adalah sosok tauladan yang selalu memberikan inspirasi tak henti. Rasanya sejak saya kecil, Almarhum selalu menjadi kiblat bagi saya agar mampu memacu diri, pantang menyerah dan mau berkorban bagi orang lain.

Samar-samar saya masih ingat waktu masih duduk di SMP, Almarhum bersekolah di SMP12. Sering mampir ke Jalan Suren, dan memberikan pelajaran tambahan bagi kami adik-adiknya. Selain itu, beliau juga memberikan les privat pada beberapa murid lainnya. Sikapnya tegas, air mukanya teduh, tutur katanya menyejukkan… gigih, tekun dan pantang menyerah…

Terima kasih, Mas Anto.. Semangat kekeluargaan yang Mas tanamkan pada saya begitu membekas !!

DOA KAMI UNTUK BAPAK MOHAMAD SUDJIMAN

Bapak Mohamad Sudjiman, lahir di Kutoarjo pada tanggal 2 Mei 1923. Beliau menikah dengan Ibu Panuti Hadimurti pada tanggal 6 Agustus 1956.
Dalam usianya yang mendekati 86 tahun, pada tanggal 31 Januari 2009 yang lalu, sekitar pukul 7.15 pagi, beliau telah meninggalkan kita semua dengan tenang. Kami bertiga yang sangat kehilangan :
  • Amitia Kirana Spinks
  • Isti Nugrahani Saptiono
  • Asianti Gayatri Sukendar

Banyak yang kami petik darimu..
Kemandirian, kesederhanaan, kebersahajaan, kejujuran, ketulusan, kesabaran, ketegasan, kepedulian, ketekunan, keikhlasan, keimanan beribadah..
Kami selalu merindukanmu….
Kami selalu mencintaimu….
Hanya do’a yang dapat kami berikan di setiap sujud kami
Ya Allah sayangilah beliau…
Seperti beliau menyayangi kami…
Ampunilah dosanya, limpahkan rakhmat kepadanya...
Lapangkanlah kuburnya, dan muliakanlah tempat tinggalnya... bersama Mu

Pertemuan Perdana Yayasan Bakti Warga Reksa (YBWR)

Alhamdulillah, bertempat di kediaman Kelg Alm Mas Anto Setiadi, Bukit Sentul, pada tanggal 26 Januari yl, beberapa perwakilan keluarga telah mengadakan pertemuan, dalam rangka mengaktifkan kembali Yayasan kita bersama, yaitu Yayasan Bakti Warga Reksa.

Yayasan ini didirikan oleh para orangtua kita, khususnya diprakarsai oleh Pak Widardjono, pada tanggal 23 Maret 1995. Hadir dalam acara tersebut : Mas Anto (saat itu masih sugeng) dan Mbak Sari, Mbak Dewi Wit, Mbak Nike, Mbak Andi dan Bang Ade, Mbak Nari dan Mas Iwan Hardi, Mbak Isti, Mbak Wiwik dan Mas Imran, Mbak Rika dan Mas Rahmat.

Pokok-pokok hasil pembicaraan :
Yayasan memiliki modal dasar (kekayaan pangkal) dari 11 bersaudara Reksoprodjo, sebesar Rp 110 juta, yang disisihkan sebagai dana abadi.
Ibu Namie, selaku bendahara Yayasan, telah melaporkan bahwa posisi keuangan Yayasan per tanggal 1 Januari 2009 adalah : Rp 150 juta dalam bentuk Deposito (Bank Agro), dan dalam bentuk tabungan sebesar Rp 56,117,350 (Bank Agro)
Tugas merevisi Buku Alamat Keluarga Besar Reksoprodjo akan diselesaikan oleh Mbak Isti untuk dibuatkan dalam bentuk booklet dan akan didistribusikan via pos.
Tugas membuat forum komunikasi (bentuk blog, mailing list, atau lainnya), akan segera ditindaklanjuti oleh tim komunikasi, yaitu : Niken, Rahmat, Ria dan Tyo, yang akan membuat pertemuan tersendiri.

Pengurus Pelaksana telah terbentuk, dan akan diusulkan kepada pengurus Yayasan (sesepuh), yaitu :
Ketua Pelaksana : Danari (Regawa)
Wakil Ketua : Isti (Sudjiman)
Sekretaris I : Niken (Setiadi)
Sekretaris II : Santi (Hoedijono)
Bendahara I : Wiwiek (Prabowo)
Bendahara II : Rina (Regawa)
Koordinator Kegiatan I : Andi (Soenarjo)
Koordinator Kegiatan II: Bambang (Koesmadi)
Sistem Informasi dan Komunikasi : Rahmat (Rika Soekartiko)
Humas I : Endang (Bambang Koesmadi)
Humas II : Dewi (Yono Setiadi)
Konsumsi : Sari (Anto Setiadi)

Agar Yayasan ini dapat berkembang, akan disusun program kerja yang lebih terarah, lebih bermanfaat sosial dan kemasyarakatan, dan menarik donasi.

FAMILY DAY REKSOPRODJO

Mengawali tahun 2009, di hari Minggu tanggal 11 Januari, Keluarga Besar Reksoprodjo mengadakan acara Family Day di Kampung Maen, Alam Sutra. Acara ini diprakarsai oleh Keluarga Wiwiek dan Imran, yang sesungguhnya mengadakan acara syukuran untuk Tante Tati Prabowo, yang sudah berhasil melalui operasi tulang belakangnya.

Semua anggota, dari eyang kakung, eyang putri, oom, tante, pakde, bude, mas, mbak, adek, sampai cucu-cucu yang kecil… alhamdulillah banyak yang datang.
Rame juga jadinya…. hampir 100 orang seluruhnya. Ada acara anak-anak, remaja dan juga bincang-bincang sesepuh. Yang berulangtahun di bulan Januari juga ternyata cukup banyak… dan mereka memotong kue ulang tahun bersama.


Kalau tidak ada acara temu keluarga seperti ini, para cucu tidak saling mengenal. Jadi, rasanya perlu mengadakan acara seperti ini secara berkala, sehingga lebih akrab satu sama lain.






Semoga semangat kekeluargaan ini tidak mengendor di hari-hari mendatang !!