16 April 2009

Eyang Soekirjo dan Koespirah Reksoprodjo

Penyandang pertama nama Reksoprodjo adalah Mas Soekirdjo bin Mas Atmosoedjono, yang telah menikah dengan Raden Roro Koespirah binti Raden Ngabehi Slamet Soemodidjojo. Sesuai tradisi di Jawa Tengah beliau mengambil “nama tua”, sehingga selanjutnya sebagai kepala keluarga dikenal dengan nama Mas Soekirdjo Reksoprodjo

Soekirdjo dilahirkan pada tahun 1898 di Ciparay (wilayah Kabupaten Cilacap), dari ayah Mas Atmosoedjono yang berasal dari desa lebih kurang 10 km arah Selatan kota Kutoarjo (dahulu masih disebut dengan nama “Semawung”) dan ibu Watinah binti Jogodiwirio (atau Joyodiwirio). Jogodiwirio berkedudukan sebagai “Beban” di Sawangan (daerah Gombong). Mas Atmosoedjono adalah putra dari Mas Kartosentono (alias Sumokerto) yang makamnya di desa Kiangkong. Kakaknya adalah Mas Bongsotaruno yang berkedudukan sebagai “Lindung” wilayah Ketawang Rejo, lebih ke Selatan lagi dari Kiangkong.

Soekirdjo merupakan anak tunggal dari keluarga Atmosoedjono-Watinah, dan telah dapat bersekolah di “Europesche Lagere School” (Sekolah Dasar Belanda) di Cilacap; bahkan kemudian dapat melanjutkan ke “Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren” (MOSvIA)yaitu sekolah untuk pegawai pangreh praja pemerintahan Hindia Belanda. Penguasa Hindia Belanda biasanya merekrut murid pribumi masuk ke E.L.S. dan MOSvIA hanya dari keluarga bangsawan dan bupati.

Soekirdjo lulus dari MOSvIA kira-kira tahun 1919-1920 dan menjalankan karirnya dalam pemerintahan Hindia Belanda hingga pangkat “wedana”. Selanjutnya sebagai “patih kabupaten” dalam pemerintahan Jepang (1942 – 1945) dan Republik Indonesia (1945 – 1949). Beliau mengalami kedudukan “non-koperator” di masa pendudukan Belanda di Magelang (1949 – 1951). Setelah kembalinya kedaulatan RI beliau diangkat menjadi Bupati Demak dan kemudian Bupati Kudus, sebelum mendapat pensiun pada tahun 1957. Beliau wafat pada tahun 1958 dan dimakamkan di pemakaman Masjid Blunyah Gede Yogyakarta. Isteri beliau yang wafat pada tahun 1981 dimakamkan di pemakaman itu juga.

Keluarga Soekirdjo Reksoprodjo – Koespirah menurunkan lima putera dan tujuh puteri yaitu berturut-turut : Setiadi (lk), Indati (pr), Hoedijono (lk), Oemijati (pr), Artini Moernijati (pr), Panoeti Hadimoerti (pr), Koesmadi (lk), Edi Retnati (pr), Bambang Darmadi (lk), Asiari Hardjanti (pr), Widardjono (lk) dan Ambinari (pr).

GARAGE SALE DI BINTARO SUKSES

Garage Sale bulan lalu, tepatnya tanggal 21-22 Maret yang lalu cukup sukses !!! Ternyata yang datang luar biasa banyaknya. Adaaa… saja yang datang dan mencari barang-barang yang tidak kita sangka menarik bagi mereka :
  • Furniture tua
  • Barang pecah-belah (bahkan yang selan-selen), sendok, alat dapur
  • Baju-baju layak pakai, seprei, gordyn, kain, handuk, dll
  • Sepatu, tas, koper, mainan (bahkan yang sudah amburadul)
  • Barang-barang elektronik (yang tua, jadul, rusak pun laku!!)
  • Organ tua, lukisan, pajangan, jam bekas, kacamata bekas, semua yang bekas (asal jangan bekas istri !!)
Hasil penjualan totalnya Rp 13.500.000. Seperti yang direncanakan sebelumnya, 10% dari hasil penjualan akan disumbangkan ke YBWR. Rasa-rasanya YBWR bisa menyelenggarakan GARAGE SALE sebagai salah satu usaha untuk memperoleh dana pemasukan. Tentu anggota keluarga besar Reksoprodjo memiliki banyak barang yang tidak termanfaatkan dengan baik, teronggok saja selama bertahun-tahun.
Dengan kegiatan GARAGE SALE, barang-barang tersebut lebih dapat dimanfaatkan oleh orang lain… Kita juga bisa beramal dengan memberikan harga extra murah bagi mereka yang memerlukan (ibu-ibu penjual di pasar, orang yang kurang mampu, penjual nasi/warkop)
Isti dan Dewi (Yono) berencana akan mengadakan lagi hari Sabtu-Minggu tgl 25-26 April. Kami sudah punya potential buyers… Jadi bagi yang punya barang2 yang mau dijual, hubungi kami ya… dan...10% untuk YBWR !!

Pertemuan Lanjutan : Yayasan Bakti Warga Reksa (YBWR) Kebon Nanas - 28 Februari 2009


Menindaklanjuti pertemuan awal tahun mengenai kelanjutan kegiatan YBWR, keluarga besar Reksoprodjo mengadakan kumpul-kumpul di rumah kediaman Mbak Andi dan Bang Ade, di Kebon Nanas, pada tanggal 28 Februari 2009.

Yang hadir cukup menggembirakan…. Dari yang sepuh : Pakde Setiadi, Tante Oem dan Oom Naryo, Tante Moer, Tante Mie, Tante Tati, Tante Riet; Juga yang mulai sepuh… Mas Joko dan Mbak Santi, Mas Iwan dan Mbak Nari, Mas Yoso dan Mbak Rina, Mas Bambang dan Mbak Endang, Mbak Rika dan Mas Rahmat, Mas Ari dan Mbak Hera, Mas Didit dan Mbak Leta, Mbak Sari, Mabk Nike, Mbak Niken, Mbak Irma, Mbak Isti, Mas Eri, Mas Anu, juga Caca dan Ria.

Tentu saja, acara dimulai dengan santap siang…. Hmmm.. Nasi timbel, ikan goreng kering sambal ijo, ayam bakar, perkedel jagung, sayur asem…. Wah… belum lagi makanan-makanan pendamping lainnya…

Kemudian, masuk ke acara intinya, yaitu :
1. Sejarah dan asal-usul YBWR oleh Pakde Setiadi
2. Perkenalan Pengurus Pelaksana yang baru terbentuk
3. Usul, pendapat, sharing dari yang hadir, sebagai masukan untuk kemudian diramu dalam sebuah program kerja
Acara ditutup dengan kesepakatan memikirkan usulan program yang lebih kongkrit, untuk diajukan di pertemuan berikutnya.

Sebelum bubar, diputar rangkaian slides foto-foto jadul Kel Besar Reksoprodjo…. Iiihhh… masih imut-imut deh semua…!!
Dan… seperti biasa… pasukan inti sibuk dengan kantong plastic nya yang besaaarr untuk memulung sisa-sisa makanan ….
Sayang sama yang di rumah, ya.. Bu Endang ??

07 April 2009

SOSOK KEPALA SUKU : Terima kasih, Mas Anto…!

Kardiono Kustianto adalah nama lengkapnya. Beliau adalah KEPALA SUKU para sepupu dari Keluarga Besar Reksoprodjo generasi ke-2. Kami selalu memanggilnya dengan Mas Anto, bahkan terdengar lebih akrab lagi dengan “Mas Ento”.

Bagi saya pribadi, Almarhum Mas Anto adalah sosok tauladan yang selalu memberikan inspirasi tak henti. Rasanya sejak saya kecil, Almarhum selalu menjadi kiblat bagi saya agar mampu memacu diri, pantang menyerah dan mau berkorban bagi orang lain.

Samar-samar saya masih ingat waktu masih duduk di SMP, Almarhum bersekolah di SMP12. Sering mampir ke Jalan Suren, dan memberikan pelajaran tambahan bagi kami adik-adiknya. Selain itu, beliau juga memberikan les privat pada beberapa murid lainnya. Sikapnya tegas, air mukanya teduh, tutur katanya menyejukkan… gigih, tekun dan pantang menyerah…

Terima kasih, Mas Anto.. Semangat kekeluargaan yang Mas tanamkan pada saya begitu membekas !!

DOA KAMI UNTUK BAPAK MOHAMAD SUDJIMAN

Bapak Mohamad Sudjiman, lahir di Kutoarjo pada tanggal 2 Mei 1923. Beliau menikah dengan Ibu Panuti Hadimurti pada tanggal 6 Agustus 1956.
Dalam usianya yang mendekati 86 tahun, pada tanggal 31 Januari 2009 yang lalu, sekitar pukul 7.15 pagi, beliau telah meninggalkan kita semua dengan tenang. Kami bertiga yang sangat kehilangan :
  • Amitia Kirana Spinks
  • Isti Nugrahani Saptiono
  • Asianti Gayatri Sukendar

Banyak yang kami petik darimu..
Kemandirian, kesederhanaan, kebersahajaan, kejujuran, ketulusan, kesabaran, ketegasan, kepedulian, ketekunan, keikhlasan, keimanan beribadah..
Kami selalu merindukanmu….
Kami selalu mencintaimu….
Hanya do’a yang dapat kami berikan di setiap sujud kami
Ya Allah sayangilah beliau…
Seperti beliau menyayangi kami…
Ampunilah dosanya, limpahkan rakhmat kepadanya...
Lapangkanlah kuburnya, dan muliakanlah tempat tinggalnya... bersama Mu

Pertemuan Perdana Yayasan Bakti Warga Reksa (YBWR)

Alhamdulillah, bertempat di kediaman Kelg Alm Mas Anto Setiadi, Bukit Sentul, pada tanggal 26 Januari yl, beberapa perwakilan keluarga telah mengadakan pertemuan, dalam rangka mengaktifkan kembali Yayasan kita bersama, yaitu Yayasan Bakti Warga Reksa.

Yayasan ini didirikan oleh para orangtua kita, khususnya diprakarsai oleh Pak Widardjono, pada tanggal 23 Maret 1995. Hadir dalam acara tersebut : Mas Anto (saat itu masih sugeng) dan Mbak Sari, Mbak Dewi Wit, Mbak Nike, Mbak Andi dan Bang Ade, Mbak Nari dan Mas Iwan Hardi, Mbak Isti, Mbak Wiwik dan Mas Imran, Mbak Rika dan Mas Rahmat.

Pokok-pokok hasil pembicaraan :
Yayasan memiliki modal dasar (kekayaan pangkal) dari 11 bersaudara Reksoprodjo, sebesar Rp 110 juta, yang disisihkan sebagai dana abadi.
Ibu Namie, selaku bendahara Yayasan, telah melaporkan bahwa posisi keuangan Yayasan per tanggal 1 Januari 2009 adalah : Rp 150 juta dalam bentuk Deposito (Bank Agro), dan dalam bentuk tabungan sebesar Rp 56,117,350 (Bank Agro)
Tugas merevisi Buku Alamat Keluarga Besar Reksoprodjo akan diselesaikan oleh Mbak Isti untuk dibuatkan dalam bentuk booklet dan akan didistribusikan via pos.
Tugas membuat forum komunikasi (bentuk blog, mailing list, atau lainnya), akan segera ditindaklanjuti oleh tim komunikasi, yaitu : Niken, Rahmat, Ria dan Tyo, yang akan membuat pertemuan tersendiri.

Pengurus Pelaksana telah terbentuk, dan akan diusulkan kepada pengurus Yayasan (sesepuh), yaitu :
Ketua Pelaksana : Danari (Regawa)
Wakil Ketua : Isti (Sudjiman)
Sekretaris I : Niken (Setiadi)
Sekretaris II : Santi (Hoedijono)
Bendahara I : Wiwiek (Prabowo)
Bendahara II : Rina (Regawa)
Koordinator Kegiatan I : Andi (Soenarjo)
Koordinator Kegiatan II: Bambang (Koesmadi)
Sistem Informasi dan Komunikasi : Rahmat (Rika Soekartiko)
Humas I : Endang (Bambang Koesmadi)
Humas II : Dewi (Yono Setiadi)
Konsumsi : Sari (Anto Setiadi)

Agar Yayasan ini dapat berkembang, akan disusun program kerja yang lebih terarah, lebih bermanfaat sosial dan kemasyarakatan, dan menarik donasi.

FAMILY DAY REKSOPRODJO

Mengawali tahun 2009, di hari Minggu tanggal 11 Januari, Keluarga Besar Reksoprodjo mengadakan acara Family Day di Kampung Maen, Alam Sutra. Acara ini diprakarsai oleh Keluarga Wiwiek dan Imran, yang sesungguhnya mengadakan acara syukuran untuk Tante Tati Prabowo, yang sudah berhasil melalui operasi tulang belakangnya.

Semua anggota, dari eyang kakung, eyang putri, oom, tante, pakde, bude, mas, mbak, adek, sampai cucu-cucu yang kecil… alhamdulillah banyak yang datang.
Rame juga jadinya…. hampir 100 orang seluruhnya. Ada acara anak-anak, remaja dan juga bincang-bincang sesepuh. Yang berulangtahun di bulan Januari juga ternyata cukup banyak… dan mereka memotong kue ulang tahun bersama.


Kalau tidak ada acara temu keluarga seperti ini, para cucu tidak saling mengenal. Jadi, rasanya perlu mengadakan acara seperti ini secara berkala, sehingga lebih akrab satu sama lain.






Semoga semangat kekeluargaan ini tidak mengendor di hari-hari mendatang !!