21 November 2018

NAPAK TILAS KE YOGYA (Bagian 3 - Tour Merapi: Omahku Memoriku)

Ini adalah catatan perjalanan Napak Tilas Keluarga Besar Reksoprodjo hari ke-2. (Lihat Bagian 1 dan Bagian 2 - untuk perjalanan hari pertama)


Hari ke-2: 26 Oktober 2018

Pukul 7.00 pagi beberapa dari rombongan menyempatkan sarapan pagi di ruang makan hotel.

Wajah-wajah cerah tampak menikmati hidangan yang juga terlihat cerah menggoda...






Sambil menunggu semua kumpul... (ini proses yang seringkali memakan waktu lebih lama dibandingkan acaranya sendiri 😀), para fotografer menggunakan waktu untuk mengambil gambar model ternama di lobby hotel.















Akhirnya... semua sudah kumpul!!
Tujuan berikutnya adalah lereng Merapi. Dari 13 orang, hanya 8 yang akan mengikuti Tour Merapi karena yang lain sudah pernah ikut dan ada beberapa urusan yang harus dikerjakan. Biar mudah dikenali, kami semua mengenakan baju berwarna oranye yang sudah disiapkan panitia kecil (Makasih ya, Eri for organizing these cool-coloured polo shirts!). Ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Siapa tahu ada yang jalan-jalan sendiri keluar dari rombongan dan nyasar...! 😬

Bis menuju Kaliurang, lokasi operator tour yang sudah dipesan dan harga juga sudah dinego oleh ketua panitia kecil kami. Sesampai di TKP, kami disambut oleh para pemandu wisata yang menjelaskan rute dan beberapa aturan serta prosedur keselamatan yang harus kami patuhi.
Tour yang akan kami ikuti adalah semacam napak tilas juga tentang sejarah dan cerita-cerita sedih di balik meletusnya Gunung Merapi 2006 dan 2010 lalu.  Kami mengendarai 3 jeep terbuka, masing-masing dipandu oleh pengendara sekaligus pewarta sejarah dan ceritanya. 
Pemandangan ke arah lereng Gunung Merapi sangat indah, sepanjang jalan berliku yang menanjak, dengan pohon-pohon hijau dan rindang di sekitarnya...

House of Memory

Tempat pertama yang kami kunjungi ini mirip seperti museum. Namanya "Omahku Memoriku" atau "HOuse of Memory". Di sini kami dapat melihat beberapa barang yang sudah berubah bentuk akibat terkena lava panas dan abu vulkanik.
Konon rumah tersebut adalah milik penduduk setempat dan awalnya adalah sebuah rumah yang asri dengan halaman luas dan beberapa ternak peliharaan.
Namun sekarang, semua tinggal kenangan... 
Berbagai kejadian bersejarah sewaktu proses evakuasi dan penyelamatan korban bencana, maupun dampak dari erupsi diabadikan dalam foto-foto yang dipajang di dinding rumah tersebut.

Setelah beristirahat sejenak menikmati minuman hangat, kami melanjutkan perjalanan ke Batu Alien. Apa itu? Baca Bagian 4 yaaa... ! 


Tidak ada komentar: